"Selamat Datang Di Kinabi Poetra | Blog"
Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan

6 Jul 2025

Peristiwa Sejarah Karbala dalam Pandangan Ahlus Sunnah

,

MASIH banyak kaum muslimin di negeri ini yang belum memahami peristiwa syahidnya Husein bin Ali, cucu Rasulullah ﷺ di Padang Karbala dengan benar. Sebagian kaum muslimin menjadikan tulisan orang-orang Syiah tentang peristiwa Karbala ini sebagai rujukan.



Maka penting sekali untuk kita kaji peristiwa Karbala ini dalam perspektif Ahlus Sunnah wal Jama’ah, agar kita mengetahui yang sebenarnya dengan menjadikan kitab-kitab para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai rujukan.


Penyebab Husein Bin Ali Berangkat ke Iraq


Pada tahun 60 H, ketika Muawiyah bin Abu Sufyan wafat, penduduk Iraq mendengar kabar bahwa Husein bin Ali belum berbaiat kepada Yazid bin Muawiyah. Maka orang-orang Iraq mengirimkan utusan kepada Husein yang membawakan baiat mereka secara tertulis kepadanya.


Penduduk Iraq tidak ingin kalau Yazid bin Muawiyah yang menjadi khalifah, bahkan mereka tidak menginginkan Muawiyah, Utsman, Umar, dan Abu Bakar menjadi khalifah, yang mereka inginkan adalah Ali dan anak keturunannya menjadi pemimpin umat Islam. Melalui utusan tersebut sampailah 500 pucuk surat lebih yang menyatakan akan membaiat Husein sebagai khalifah.


Setelah surat itu sampai di Makkah, Husein tidak terburu-buru membenarkan isi surat itu. Ia mengirimkan sepupunya, Muslim bin Aqil, untuk meneliti kebenaran kabar baiat ini.


Sesampainya Muslim di Kufah, ia menyaksikan banyak orang yang sangat menginginkan Husein menjadi khalifah. Lalu mereka membaiat Husein melalui perantara Muslim bin Aqil. Baiat itu terjadi di kediaman Hani bin Urwah.


Kabar ini akhirnya sampai ke telinga Yazid bin Muawiyah di ibu kota kekhilafahan Bani Umayyah di Syam, lalu ia mengutus Ubaidullah bin Ziyad menuju Kufah untuk mencegah Husein masuk ke Iraq dan meredam pemberontakan penduduk Kufah terhadap otoritas kekhilafahan.


Saat Ubaidullah bin Ziyad tiba di Kufah, masalah ini sudah sangat memanas. Ia terus menanyakan perihal ini hingga akhirnya ia mengetahui bahwa kediaman Hani bin Urwah adalah sebagai tempat berlangsungnya pembaiatan dan di situ juga Muslim bin Aqil tinggal.


Ubaidullah menemui Hani bin Urwah dan menanyakannya tentang gejolak di Kufah. Ubaidullah ingin mendengar sendiri penjelasan langsung dari Hani bin Urwah walaupun sebenarnya ia sudah tahu tentang semua kabar yang beredar.


Dengan berani dan penuh tanggung jawab terhadap keluarga Nabi (Muslim bin Aqil adalah keponakan Nabi ﷺ), Hani bin Urwah mengatakan, “Demi Allah, sekiranya Muslim bin Aqil bersembunyi di kedua telapak kakiku ini, aku tidak akan memberitahukannya kepadamu!” Ubaidullah lantas memukulnya dan memerintahkan agar ia ditahan.


Mendengar kabar bahwa Ubaidullah memenjarakan Hani bin Urwah, Muslim bin Aqil bersama 4000 orang yang membaiatnya mengepung istana Ubaidullah bin Ziyad. Pengepungan itu terjadi di siang hari.


Ubaidullah bin Ziayd merespon ancaman Muslim dengan mengatakan akan mendatangkan sejumlah pasukan dari Syam. Ternyata gertakan Ubaidullah membuat takut pembela Husein ini.


Mereka pun berkhianat dan berlari meninggalkan Muslim bin Aqil hingga tersisa 30 orang saja yang bersama Muslim bin Aqil, hingga ketika matahari hampir terbenam, yang tersisa hanya tinggal Muslim bin Aqil seorang diri.


Muslim pun akhirnya ditangkap dan Ubaidullah memerintahkan agar ia dibunuh. Sebelum dieksekusi, Muslim meminta izin untuk mengirim surat kepada Husein, keinginan terakhirnya dikabulkan oleh Ubaidullah bin Ziyad.


Isi surat Muslim kepada Husein adalah :


“Pergilah, pulanglah kepada keluargamu! Jangan engkau tertipu oleh penduduk Kufah. Sesungguhnya penduduk Kufah telah berkhianat kepadamu dan juga kepadaku. Para pendusta itu tidak memiliki prinsip, pandangan dan komitmen dalam perjuangan ini.”


Muslim bin Aqil pun dibunuh pada Hari Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah tahun 60 H. Husein berangkat dari Makkah menuju Kufah di hari tarwiyah.


Banyak para sahabat Nabi menasihatinya agar tidak pergi ke Kufah. Di antara yang menasihatinya adalah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Abu Sa’id Al-Khudri, Abdullah bin Amr, saudara tiri Husein, Muhammad Al-Hanafiyah dll.


Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan:


“Sesungguhnya aku adalah seorang penasihat untukmu, dan aku sangat menyayangimu. Telah sampai berita bahwa orang-orang yang mengaku sebagai pembelamu di Kufah menulis surat kepadamu. Mereka mengajakmu untuk bergabung bersama mereka, janganlah engkau pergi bergabung bersama mereka karena aku mendengar ayahmu -Ali bin Abi Thalib- mengatakan tentang penduduk Kufah, “Demi Allah, aku bosan dan benci kepada mereka, demikian juga mereka bosan dan benci kepadaku. Mereka tidak memiliki sikap memenuhi janji sedikit pun. Niat dan kesungguhan mereka tidak ada dalam suatu permasalahan, mereka sangat mudah sekali berubah. Mereka juga bukan orang-orang yang sabar ketika menghadapi pedang, mereka semua adalah penakut”.”


Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Aku hendak menyampaikan kepadamu beberapa kalimat. Sesungguhnya Jibril datang kepada Nabi ﷺ. Kemudian memberikan dua pilihan kepada beliau antara dunia dan akhirat, maka beliau memilih akhirat dan tidak mengiginkan dunia. Engkau adalah darah dagingnya, demi Allah tidaklah Allah memberikan atau menghindarkan kalian wahai Ahlul Bait dari suatu hal, kecuali hal itu adalah yang terbaik untuk kalian”.


Husein tetap enggan membatalkan keberangkatannya. Abdullah bin Umar pun menangis, lalu mengatakan, “Aku titipkan engkau kepada Allah dari pembunuhan.”


Setelah meneruskan keberangkatannya, datanglah kabar kepada Husein tentang tewasnya Muslim bin Aqil. Husein pun sadar bahwa keputusannya ke Iraq keliru, dan ia hendak pulang menuju Makkah atau Madinah, namun anak-anak Muslim mengatakan, “Janganlah engkau pulang, sampai kita menuntut hukum atas terbunuhnya ayah kami.”


Karena menghormati Muslim dan berempati terhadap anak-anaknya, Husein akhirnya tetap berangkat menuju Kufah dengan tujuan menuntut hukuman bagi pembunuh Muslim. Bersamaan dengan itu Ubaidullah bin Ziyad telah mengutus Al-Hurru bin Yazid At-Tamimi dengan membawa 1000 pasukan untuk menghadang Husein agar tidak memasuki Kufah.


Bertemulah Al-Hurru dengan Husein di Qadisiyah, ia mencoba menghalangi Husein agar tidak masuk ke Kufah. Husein mengatakan, “Celakalah ibumu, menjauhlah dariku.”


Al-Hurru menjawab, “Demi Allah, kalau saja yang mengatakan itu adalah orang selainmu akan aku balas dengan menghinanya dan menghina ibunya, tapi apa yang akan aku katakan kepadamu, ibumu adalah wanita yang paling mulia, radhiyallahu ‘anha.”


Detik-detik Syahidnya Hussein di Karbala


Saat Husein menginjakkan kakinya di daerah Karbala, tibalah 4000 pasukan lainnya yang dikirim oleh Ubaidullah bin Ziyad dengan pimpinan pasukan Umar bin Sa’ad. Husein mengatakan, “Apa nama tempat ini?” Orang-orang menjawab, “Ini adalah daerah Karbala.” Kemudian Husein menanggapi, “Karbun (musibah) dan bala! (bencana).”


Melihat pasukan dalam jumlah yang sangat besar, Husein radhiyallahu ‘anhu menyadari tidak ada peluang baginya. Lalu ia mengatakan, “Aku ada dua alternatif pilihan, (1) kalian mengawal (menjamin keamananku) pulang atau (2) kalian biarkan aku pergi menghadap Yazid di Syam.


Engkau pergi menghadap Yazid, tapi sebelumnya aku akan menghadap Ubaidullah bin Ziyad terlebih dahulu kata Umar bin Sa’ad. Ternyata Ubaidullah menolak jika Husein pergi menghadap Yazid, ia menginginkan agar Husein ditawan menghadapnya. Mendengar hal itu Husein menolak untuk menjadi tawanan.



Terjadilah peperangan yang sangat tidak imbang antara 73 orang di pihak Husein berhadapan dengan 5000 pasukan Iraq. Kemudian 30 orang pasukan Iraq dipimpin oleh Al-Hurru bin Yazid At-Tamimi membelot dan bergabung dengan Husein.


Peperangan di Karbala yang tidak imbang itu menewaskan semua orang yang mendukung Husein, hingga tersisa Husein seorang diri. Orang-orang Kufah merasa takut dan segan untuk membunuhnya, masih tersisa sedikit rasa hormat mereka kepada darah keluarga Nabi Muhammad ﷺ.


Namun ada seorang laki-laki yang bernama Amr bin Dzil Jausyan -semoga Allah menghinakannya- melemparkan panah lalu mengenai Husein hingga terjatuh, lalu orang-orang mengeroyoknya. Husein akhirnya syahid, semoga Allah meridhainya.


Ada yang mengatakan Amr bin Dzil Jausyan lah yang memotong kepala Husein sedangkan dalam riwayat lain, orang yang memenggal kepala Husein adalah Sinan bin Anas, Allahu a’lam. Yang perlu kita ketauhi bahwasanya Ubaidullah bin Ziyad, Amr bin Dzil Jausyan, dan Sinan bin Anas adalah pembela Ali (Syiah nya Ali) di Perang Shiffin.


Ini adalah sebuah kisah pilu yang sangat menyedihkan, celaka dan terhinalah orang-orang yang turut serta dalam pembunuhan Husein dan Ahlul Bait yang bersamanya. Bagi mereka kemurkaan dari Allah. Semoga Allah merahmati dan meridhai Husein dan orang-orang yang tewas bersamanya.


Di antara ahlul bait yang terbunuh bersama Husein adalah :


Anak-anak Ali bin Abi Thalib: Abu Bakar, Muhammad, Utsman, Ja’far, dan Abbas.

Anak-anak Husein bin Ali: Ali Al-Akbar dan Abdullah.

Anak-anak Hasan bin Ali: Abu Bakar, Abdullah, Qosim.

Anak-anak Aqil bin Abi Thalib: Ja’far, Abdullah, Abdurrahman, dan Abdullah bin Muslim bin Aqil.

Anak-anak dari Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib: ‘Aun dan Muhammad.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha bawasanya Jibril datang kepada Nabi yang mulia ﷺ, Jibril mengatakan, “Apakah engkau mencintai Husein wahai Muhammad?” Nabi menjawab, “Tentu” Jibril melanjutkan, “Sesungguhnya umatmu akan membunuhnya. Kalau engkau mau, akan aku tunjukkan tempat dimana ia akan terbunuh.” Kemudian Nabi diperlihatkan tempat tersebut, sebuah tempat yang dinamakan Karbala. (HR. Ahmad dalam Fadhailu Ash-Shahabah).


Sikap Para Sahabat terhadap Kepergian Husein ke Iraq


Tidak ada kemaslahatan dalam hal dunia maupun akhirat dari sikap Husein radhiyallahu ‘anhu yang keluar menuju Iraq. Oleh karena itu, banyak Sahabat Nabi yang berusaha mencegahnya dan melarangnya berangkat ke Iraq.


Husein pun menyadari hal itu dan ia sempat hendak pulang, namun anak-anak Muslim bin Aqil memintanya mengambil sikap atas terbunuhnya ayah mereka. Husein dengan penuh tanggung jawab tidak lari dari permasalahan ini. Dari peristiwa ini tampaklah kezhaliman dan kesombongan orang-orang Kufah terhadap Ahlul Bait Nabi ﷺ.


Sekiranya Husein radhiyallahu ‘anhu menuruti nasihat para sahabat tentu tidak terjadi peristiwa ini, akan tetapi Allah telah menetapkan takdirnya.


Sikap Kita


Kematian Husein bin Ali radhiyallahu ‘anhuma adalah kesedihan. Natum tidak boleh diratapi dengan memukul-mukul pipi, merobek-robek pakaian, atau bentuk ratapan yang semisalnya apalagi dengan melukai diri. Nabi ﷺ bersabda:


لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ


“Bukanlah bagian dari umatku, orang yang menampar-nampar pipi (ketika ditimpa kematian), merobek-robek baju dan meratapi mayat sebagaimana ratapannya orang-orang jahiliyah.” (HR. Al-Bukhari & Muslim).


Seorang muslim yang baik, apabila mendengar musibah kematian hendaknya ia mengatakan sebuah kalimat yang Allah tuntunkan dalam firman-Nya:


الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِله وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعونَ


“Orang-orang yang apabila mereka ditimpa musibah, mereka mengtakan sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami akan kembali.” (QS. Al-Baqarah (2) : 155)


Tidak pernah diriwayatkan bahwa Ali bin Husein atau putranya Muhammad, atau Ja’far Ash-Shadiq atau Musa bin Ja’far rahimahumullahu ta’ala, para imam dari kalangan Ahlul Bait maupun selain mereka pernah memukul-mukul pipi mereka. Atau merobek-robek pakaian atau berteriak-teriak, dalam rangka meratapi kematian Husein. Tirulah mereka kalau engkau tidak bisa serupa dengan mereka, karena meniru orang-orang yang mulia itu adalah kemuliaan.


Kita tidak sama dengan orang-orang yang mengaku Syiah (atau mengaku sebagai pembela Husein), pada hari ini. Di mana merusak anggota tubuh, memukul kepala dan tubuh dengan pedang dan rantai, mereka katakan kami bangga menyucurkan darah bersama Husein.


Posisi Yazid bin Muawiyah dalam Peristiwa Karbala 


Dalam permasalahan ini, Yazid sama sekali tidak turut campur. Kita mengatakan hal ini bukan untuk membela Yazid tetapi hanya untuk mendudukan permasalahan yang sebenarnya.


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,  Yazid bin Muawiyah tidak memerintahkan untuk membunuh Husein. Ini adalah kesepatakan para ahli sejarah. Yazid hanya memerintahkan Ubaidullah bin Ziyad agar mencegah Husein untuk memasuki wilayah Iraq.


Ketika Yazid mendengar tewasnya Husein, Yazid pun terkejut dan menangis. Setelah itu Yazid memuliakan keluarga Husein dan mengamankan anggota keluarga yang tersisa sampai ke daerah mereka.

Adapun riwayat yang menyatakan bahwa Yazid merendahkan perempuan-perempuan Ahlul Bait lalu membawa mereka ke Syam, ini adalah riwayat yang batil. Bani Umayyah (keluarga Yazid) selalu memuliakan Bani Hasyim (keluarga Rasulullah ﷺ).


Sebelumnya Yazid telah mengirim surat kepada Husein ketika di Makkah, ternyata saat surat itu tiba Husein telah berangkat menuju Iraq. Surat itu berisikan syair dari Yazid untuk melunakkan hati Husein agar tidak berangkat ke Iraq dan Yazid juga menyatakan kedekatan kekerabatan mereka.


Bibi Yazid, Ummu Habibah adalah istri Rasulullah dan kakek Yazid dan Husein adalah saudara kembar.


Tidak ada riwayat yang shahih yang menyatakan bahwa kepala Husein dikirim kepada Yazid di Syam. Husein wafat di Karbala dan kepalanya didatangkan kepada Ubaidullah bin Ziyad. Tidak diketahui dimana makamnya dan makam kepalanya. Wallahu Ta’ala A’lam.*


Penulis pengkaji dan pemerhati sejarah peradaban Islam, pendiri PP Darul Iman Bandung Barat. Sumber diambil dari Kitab Hiqbah min At-Tarikh (Syeikh Dr. Utsman Al-Khamis), Mausu’ah Al-Hasan wa Al-Husain Radhiyallahu ‘Anhuma,  (Dr. Hasan Al-Husain) dan  Kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah (Ibnu Katsir)


Sumber Artikel


Read more →

30 Mar 2024

Doa Yang Dibaca Pada Malam Lailatul Qodr

,

Apa do’a yang dianjurkan banyak dibaca pada malam lailatul qadar?



Ada do’a yang pernah diajarkan oleh Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam jikalau kita bertemu dengan malam kemuliaan tersebut yaitu do’a: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).

 عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ  قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini dibawakan oleh Imam Tirmidzi dalam bab “Keutamaan meminta maaf dan ampunan pada Allah”. Hadits di atas disebutkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom pada hadits no. 706.

Maksud dari “innaka ‘afuwwun” adalah yang banyak memberi maaf. Demikian kata penulis kitab Tuhfatul Ahwadzi.

Para ulama menyimpulkan dari hadits di atas tentang anjuran memperbanyak do’a “Allahumma innaka ‘afuwwun …” pada malam yang diharap terdapat lailatul qadar. Do’a di atas begitu jaami’ (komplit dan syarat makna) walau terlihat singkat. Do’a tersebut mengandung ketundukan hamba pada Allah dan pernyataan bahwa dia tidak bisa luput dari dosa. Namun sekali lagi meminta ampunan seperti ini tidaklah terbatas pada bulan Ramadhan saja.

Al Baihaqi rahimahullah berkata, “Meminta maaf atas kesalahan dianjurkan setiap waktu dan tidak khusus di malam lailatul qadar saja.” (Fadho-ilul Awqot, hal. 258).

Ibnu Rajab rahimahullah memberi penjelasan menarik,

و إنما أمر بسؤال العفو في ليلة القدر بعد الإجتهاد في الأعمال فيها و في ليالي العشر لأن العارفين يجتهدون في الأعمال ثم لا يرون لأنفسهم عملا صالحا و لا حالا و لا مقالا فيرجعون إلى سؤال العفو كحال المذنب المقصر

“Sesungguhnya perintah memohon al-‘afwu pada malam lailatul qadar setelah kita bersungguh-sungguh beramal di dalamnya dan di sepuluh hari terakhir Ramadhan, ini semua agar kita tahu bahwa orang yang arif (bijak) ketika sungguh-sungguh dalam beramal kemudian ia tidak melihat amalan yang ia lakukan itu sempurna dari sisi amalan, keadaan, maupun ucapan. Karenanya ia meminta kepada Allah al-‘afwu (pemaafan) seperti keadaan seseorang yang berbuat dosa dan merasa penuh kekurangan.”

Yahya bin Mu’adz pernah berkata,

ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو

“Bukanlah orang yang arif (bijak) jika ia tidak pernah mengharap pemaafan (penghapusan dosa) dari Allah.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 362-363).

Hadits ‘Aisyah di atas juga menunjukkan bahwa do’a di malam lailatul qadar adalah do’a yang mustajab sehingga dia bertanya pada Rasul mengenai do’a apa yang mesti dipanjatkan di malam tersebut.

Hadits ‘Aisyah juga menunjukkan bahwa jika seseorang berdo’a pada Allah diperantarai dengan tawassul melalui nama-nama Allah. Seperti dalam do’a terlebih dahulu memuji Allah dengan ‘Allahumma innaka ‘afuwwun, yaitu Ya Allah yang Maha Pemberi Maaf’. Bentuk do’a semacam ini adalah bertawassul terlebih dahulu dengan nama atau sifat  Allah yang sesuai dengan isi do’a.

Dalil di atas juga menunjukkan bahwa sifat ‘afwu (pemaaf) adalah di antara sifat Allah. Maksud ‘afwu adalah memaafkan dosa yang diperbuat hamba. Begitu pula hadits tersebut menetapkan sifat mahabbah (cinta) bagi Allah. Penetapa sifat di sini adalah sesuai dengan keagungan Allah, tanpa dimisalkan dengan makhluk dan tanpa ditolak maknanya. Wallahu a’lam.

Semoga Allah memberi taufik pada kita untuk memperbanyak do’a yang sedang kita kaji ini di penghujung Ramadhan.



Sumber https://rumaysho.com/3513-doa-malam-lailatul-qadar.html
Read more →

22 Jan 2024

Doa Untuk Orang yang Sakit

,

 


Setiap orang pasti pernah merasakan sakit. Berikut 6 doa untuk orang sakit yang bisa kita amalkan. Semoga bermanfaat.

Doa merupakan senjata bagi orang yang beriman. Abai terhadapnya adalah bentuk kesombongan seorang hamba di hadapan Rabbnya. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.’” (QS. Ghafir: 60)

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu mengatakan,

هذا من لطفه بعباده، ونعمته العظيمة، حيث دعاهم إلى ما فيه صلاح دينهم ودنياهم، وأمرهم بدعائه، دعاء العبادة، ودعاء المسألة، ووعدهم أن يستجيب لهم، وتوعد من استكبر عنها

“Ini adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya dan nikmat-Nya yang teramat agung. Yang mana Allah memerintahkan hamba-Nya untuk melakukan hal yang bermanfaat untuk urusan agama dan dunia mereka. Mereka diperintahkan untuk berdoa, baik doa ibadah (karena semua ibadah hakikatnya adalah doa, pent.) maupun doa mas’alah (doa permintaan, pent.). Dan Allah menjanjikan terkabulnya doa untuk mereka, bahkan mengancam orang-orang yang sombong dari meminta kepada-Nya.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 740)

Dan disunahkan bagi seorang muslim untuk mendoakan kesembuhan untuk saudaranya yang tengah sakit. Syekh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullahu ketika menjelaskan bab ‘Maa Yud’aa bihi Lil Mariidh’, beliau menjelaskan,

فهذه الأحاديث تدل على شرعية الدعاء للمريض ورقيته إذا زاره أخوه

“Hadis-hadis di atas menunjukkan sunah mendoakan orang yang tengah sakit bagi mereka yang menjenguknya.”

Di antara doa-doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk orang yang tengah sakit adalah sebagai berikut:

Pertama

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha,

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا اشتكى الإنسان الشيء منه، أو كانت به قرحة أو جرح، قال النبي صلى الله عليه وسلم، بأصبعه هكذا، )ووضع سفيان بن عيينة الراوي سبابته بالأرض ثم رفعها( وقال: “بسم الله، تربة أرضنا، بريقة بعضنا، يشفى به سقيمنا، بإذن ربنا”

“Bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ada sahabat yang datang mengadu sebuah penyakit atau luka, beliau melakukan hal ini dengan jari telunjuknya dan berdoa (Sufyan bin Uyainah selaku rawi hadis mempraktikkan dengan membasahi telunjuknya dan mengusapkannya ke tanah, kemudian berdoa),

بسم الله، تربة أرضنا، بريقة بعضنا، يشفى به سقيمنا، بإذن ربنا

Bismillahi, Turbatu Ardhina, Biriiqati ba’dhina, Yusyfaa bihi saqiimuna, Biidzni Rabbina

 

(Dengan nama Allah, debu tanah kami, dengan sedikit ludah kami, bisa menjadi sebab sembuhnya penyakit kami, dengan izin Rabb kami).” (HR. Bukhari no. 5745 dan Muslim no. 2194)

Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu menjelaskan,

“Hal ini bisa menjadi sebab kesembuhan dengan dua kondisi: (1) Diiringi dengan keyakinan yang kuat bahwa Allah Subhanahu Wata’ala akan menyembuhkan dengan cara ini; (2) Yang sakit pun menerima disertai keimanan bahwa hal tersebut akan menjadi sebab kesembuhannya.” (Syarh Riyadh Al-Shalihin, 4: 478)

Kedua

Hadis yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha,

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يعود بعض أهله يمسح بيده اليمنى ويقول اللهم رب الناس أذهب البأس واشف أنت الشافي لا شفاء إلا شفاؤك شفاء لا يغادر سقما

“Bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mengunjungi kerabatnya yang sakit, beliau mengusapnya dengan tangan kanan sembari berdoa,

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أذْهِبِ البَأْسَ،وَ اشْفِهِ أَنْتَ الشَّافِي، لا شِفَاءَ إلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لا يُغَادِرُ سَقَمًا

Allahumma Rabbannasi adzhibil ba’sa wasyfi anta asy Syaafii laa syifaa’a illa Syifaa’uk, syifaa’an laa yughaadiru saqama

(Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah sakit ini, karena sesungguhnya Engkaulah Zat Yang Mahamenyembuhkan. Tidak ada kesembuhan, kecuali kesembuhan dari-Mu. Kesembuhan yang tidak akan meninggalkan penyakit setelahnya.)” (HR. Bukhari no. 5743 dan Muslim no. 2191)

Ketiga

Hadis yang diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, “Bahwasanya doa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam panjatkan ketika mengunjungi Sa’ad adalah,

اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا

Allahummasyfi sa’dan, Allahummasyfi sa’dan, Allahummasyfi sa’dan

(Ya Allah berilah kesembuhan kepada Saad, Ya Allah berilah kesembuhan kepada Saad, Ya Allah berilah kesembuhan kepada Saad).” (HR. Muslim no. 1628)

Kita diperkenankan mengganti lafaz (Sa’ad) dengan nama orang yang tengah kita kunjungi.

Keempat

Hadis yang diriwayatkan dari Abu Abdillah Utsman bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, tatkala beliau mengeluh sakit kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mengatakan,

ضع يدك على الذي يألم من جسدك وقل بسم الله ثلاثا وقل سبع مرات أعوذ بعزة الله وقدرته من شر ما أجد وأحاذر

“Letakkan tanganmu di tempat yang sakit, kemudian bacalah doa ini sebanyak tujuh kali,

أَعُوذُ بعزة الله وَقُدْرَتِهِ مِن شَرِّ ما أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

A’udzu billahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru

(Aku berlindung kepada Allah dan kuasa-Nya dari keburukan yang kurasakan dan kukhawatirkan).” (HR. Muslim no. 2202)

Kelima

Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

من عاد مريضا لم يحضره أجله فقال عنده سبع مرات أسأل الله العظيم رب العرش العظيم أن يشفيك إلا عافاه الله من ذلك المرض

“Siapa saja yang mengunjungi orang yang tengah sakit selama belum datang ajalnya, kemudian mengucapkan doa ini tujuh kali,

أسأَلُ اللهَ العَظيمَ رَبَّ العَرشِ العَظيمِ أنْ يَشفيَكَ

As’alullaha al adziim, Rabbal arsyil adziim, an yasyfiyaka

(Aku memohon kepada Allah yang Mahaagung, Rabb arsy yang besar, agar memberikan kesembuhan kepadamu)

melainkan Allah akan memberikan kesembuhan untuk orang tersebut.” (HR. Abu Dawud no. 3156 dan At-Tirmidzi no. 2008. Dan dihasankan oleh Syekh Al-Albani rahimahullahu)

Keenam

Hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mengunjungi orang sakit beliau sering mengatakan,

لا بَأْسَ، طَهُورٌ إنْ شَاءَ اللَّهُ

Laa ba’sa, thahuur insyaallah

(Tidak mengapa. Semoga penyakit ini menjadi pembersih atas dosa-dosamu. Atas izin Allah).” (HR. Bukhari no. 3616)

Lafaz yang keenam ini bukan merupakan doa, melainkan bentuk pemberitahuan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa sakit yang didera saat ini boleh jadi menjadi sebab terampuni dosa-dosanya atas izin Allah.

Semoga kita diberikan kemudahan dalam menjenguk maupun mendoakan orang yang sakit.


Sumber Artikel : muslim.or.id


Read more →

30 Jul 2020

Kitab Kasyfu Syubhat - Tauhid

,

Kajian Rutin Malam Kamis
Masjid Ar Ridho
Ustadz Khalid Walid, Lc
Kitab Kasyfu Syubhat
---------------------------------------------------------------


Syubhat Pertama
Salah satu syubhat mereka adalah barang siapa yg mengatakan laa ilahaa illallah maka dia tidak boleh diperangi karena dia org beriman
Bantahannya :
Nabi dan sahabatnya tetap memerangi bani hanifah yg mengaku islam yg melaksanakan sholat serta mengucapkan laa ilahaa illallah padahal mereka tidak mengeluarkan zakat
Kisah ali bin abi thalib yg membakar sebagian orang yg telah mengucapkan laa ilahaa illallah

Syubhat Kedua
Mereka mengatakan bahwa zakat itu tdk wajib.

Syubhat Ketiga
Mereka yg di bakar Ali mengucapkan perkataan kotor.

Mereka mengatakan (org-org yg berbuat syirik atau bidah), ada dalilnya, walaupun dalil yg mereka ikuti lemah.

Kemudian mereka mengatakan, pada hari akhir pasti kita akan meminta syafaat atau pertolongan kepada nabi, apakah salah kami meminta pertolongan kepada org soleh yg sudah meninggal ?

Jawabannya : Maha Suci Allah yg maha berkehendak, kami tidak pernah mengingkari istigosah (meminta doa/pertolongan) jika mereka mampu dalam keadaan mereka masih hidup bukan mereka yg sudah meninggal.

Syubhat :
Ketika Nabi Ibrahim di bakar hidup hidup, dan malaikat bertanya kalau Nabi Ibrahim perlu hajat/bantuan, namun karena Nabi Ibrahim lebih memilih bertawakal kepada Allah, padahal Jibril mampu menyelamatkan Nabi Ibrahim.
Kemudian menjadi syubhat mereka bahwa meminta kepada org yg lebih soleh itu boleh.
Jawabannya : sama dengan syubhat yg pertama di atas.

Tauhid itu harus dengan hati, dengan lisan dengan tangan.


Semoga bermanfaat...

Read more →

20 Jul 2020

Penyakit Yang Menimpa Hati

,

Kajian Rabu Malam
Masjid Ar-Ridha Kota Gorontalo
Syaikh Abdullah Azzaidani
Al-Qalbu (Hati) Terkhusus Penyakit yg Menimpa Hati
------------------------------------------------------------------------


Lalai : Guflah
Penyakit yg menimpa hati salah satunya adalah lalai atau tidak mempedulikan sesuatu.
Lalai ada yg terpuji, yakni lalai terhadap maksiat.
Wanita wanita yg lalai adalah wanita yg beriman yakni wanita wanita yg lalai dari perbuatan perbuatan zina dalam menjaga kesuciannya.
Lalai yg kedua yakni lalai yg tercela secara syariat yakni lalai dari mengingat kepada Allah, lalai dari ibadah kepada Allah, lalai dari zikir, lalai dari hari akhir dan juga lalai dari hari perhitungan.
- lalai yg sesaat yg kemudian pergi yg senantiasa muncul dan kemudian pergi.
Bisa menimpa orang orang shaleh.
- lalai yg senantiasa yg berulang ulang.
Menimpa para pelaku maksiat orang orang beriman.
Lalai yg menyeluruh
Lalai yg menimpa orang orang kafir, yakni mereka yang lalai dari segalanya.
Allah mencela kaum kaum yg lalai dengan urusan akhirat dan yg ahli tentang perkara dunia.
Allah tidak akan menerima doa dari orang yg lalai.
Orang yg lalai juga mudah dikuasai oleh syaitan. Ketika dia lalai dari satu perkara maka dia akan ditimpa dari lalai yang lainnya.
Akibat lalai juga yakni membuatnya suul hotimah dan membuatnya menyesal diakhirat dan masuknya dia didalam neraka.
Akibat lalai juga yakni matinya hati, matinya sifat sensitif pada hati, dan tidak merasakan lagi sesuatu yg menakutkan dan besar serta buruk.
Dia senantiasa berada dalam senda gurau, senang senang dia tidak suka merasakan kesulitan serta susah payah dalam beribadah kepada Allah yakni dalam menjaga hidayah (Istiqomah)
Lalai juga senantiasa mengikuti hawa nafsu.
Termasuk juga kesibukan yg berlebihan yakni sibuk mencari harta kekayaan dunia.
Tenggelam terhadap urusan duniawi, dan tidak ada perhatian terhadap kematian dan akhirat.
Senantiasa bersama orang orang yg lalai dan jauh dari orang orang yg senantiasa berzikir dan dekat dengan Allah.
Berlebih lebihan terhdap yg sifatnya mubah, yakni makan, minum, berbicara dan medsos.

Obat dari penyakit lalai.
- Senantiasa berzikir kepada Allah.
- Senantiasa berdoa kepada Allah.
Salah satu doa Nabi kepada Allah adalah agar dijauhkan dari penyakit lalai.
Doa adalah ibadah, doa itu senantiasa dijawab oleh Allah.
Dihindarkan dari keburukan salah satu jawaban dari doa meminta kebaikan.
- Senantiasa shalat lail, entah itu sesudah isya atau saat sepertiga malam atau akhir malam sebagai obat dari lalai.
- Senantiasa berziarah kubur.
- Senantiasa berteman dengan orang orang yg shaleh.
- Senantiasa menghadiri majlis majlis ilmu.

Terimakasih, semoga bermanfaat...

Jazakumullahu khoiran...

Read more →

27 Des 2019

Kitab Talbis Iblis - Kenapa Dosa Bisa Terjadi Karangan Ibnul Jauzi

,

Kajian Rutin Jumat Malam
Masjid Ammar bin Yasir Telaga
Ustadz Yusuf Lauma, Lc
Kitab Talbis Iblis - Kenapa Dosa Bisa Terjadi
Karangan Ibnul Jauzi
-------------------------------------------------------------------


_Dosa Hasad
Adalah dosa yg dilakukan Adam yg diakibatkan Beliau di keluarkan dari Syurga.
Iblis siang dan malam berpikir untuk mencelakakan kita, namun kita hanya santai dan diam saja tanpa perlawanan.
Misi utama Iblis untuk menghalangi Manusia menuju jalan yang lurus (Siratal Mustakim).
Siratal Mustakim : Alquran, Hidayah, Islam, Tauhid, Keimanan.
Iblis mendatangi Manusia dari depan, belakang, kanan dan dari kiri, kecuali dari atas dan bawah.
Hanya sedikit orang yg selamat dari godaan syaitan.
(Surat Taha : 20)
Iblis itu makhluk diciptakan dari api, sedangkan
Syaiton adalah nama dari perbuatan buruk.
Syaiton berasal dari kata syatanah : Jauh
Syaiton tidak harus Iblis tetapi Manusia juga bisa menjadi Syaiton.
Permusuhan Iblis dan Manusia itu sejak Manusia pertama yakni sejak zaman Nabi Adam.
Sijal : kadang kita menang kadang kita kalah.

_Peringatan Allah terhadap Godaan Iblis
Hawa Nafsu dan Syahwat merupakan tunggangan atau kendaraan Iblis untuk mencelakakan Manusia.
Amarah juga termasuk tunggangan atau kendaraan Iblis.
Syaiton itu tabiatnya atau sifat dasarnya berlebih-lebihan.
Makanya Manusia diberi akal agar bisa mengendalikannya.
(Al Baqarah : 89)
Talbis : Memandang perbuatan buruk seolah-olah itu baik.
Berkata kepada Allah terhadap apa yang kamu tidak ketahui itu adalah syubhat.
Syaiton itu selalu mengancam Manusia dengan Fakir yakni tidak punya apa-apa.
Kenapa orang berbuat Riba karena dia takut Fakir.
Syaiton menginginkan kita untuk tersesat, tersesat jauh, syaiton tidak pernah berhenti, agar Manusia sesatnya maksimal sampai tersesat jauh.
Jangan pernah merasa aman dari satu maksiat, sesungguhnya maksiat yang lain menanti terus menerus.
Keinginan dari syaiton satu-satunya yakni dia suka membuat kita saling bermusuhan.
Sesungguhnya Iblis itu musuh dan penyesat yang sangat jelas.
Tujuan dari syaiton menyesatkan Manusia yakni dia tidak ingin masuk Neraka sendiri, bukan hanya kaumnya sendiri.
Jangan menyembah syaiton.
Bagaimana menyembah syaiton, yakni menghalalkan yg haram dan mengharamkan yg halal.
Setinggi-tinggi Iman yakni Sami'na Wa Ato'na, Kami mendengar Kami taat.
Menganggap diri lebih baik dari orang lain yakni perbuatan Iblis, yakni Talbis Iblis.
Manhaj Salaf yakni curiga terhadap diri sendiri, bukan curiga terhadap orang lain.

#ecogreenwahdah #ayokajian #ayotarbiyah

Read more →

27 Nov 2019

Keutamaan Sholat

,

Kajian Rutin Senin Malam
Masjid Darussalihin
Ustadz Khalid Walid, Lc
Pembahasan Kitab Fadhoil A'maal
------------------------------------------------------------------
Keutamaan Sholat


Hadist :
Aku mendengarkan rasul bersabda, tidaklah seorang muslim dia sholat hanya kepada/karena Allah setiap harinya 12 rakaat sholat rawatib (sholat sunnah) kecuali Allah akan bangunkan baginya satu rumah di surga. ( HR. Muslim) diriwayatkan oleh ummu habibah
Dari aisyah 10 rakaat.

Niat ikhlas karena sholat adalah mengharap surga Allah.

Hadist :
Allah merahmati orang yg sholat sunnah qobliyah 4 rakaat sebelum ashar. (Hadist ini dihasankan oleh para ulama)

Keutamaan Qiyamullail
Bagi orang yg melaksanakan qiyamullail maka Allah sediakan penyejuk mata buat mereka kelak.
Hadist :
Seafdol afdol nya puasa yaitu berpuasa di bulan muharam, dan seafdol afdolnya solat setelah sholat wajib yaitu sholat lail.
(HR. Muslim)

Read more →

14 Nov 2019

Memilih Pasangan Untuk Menikah

,
Daurah Pranikah
Lokasi : Islamic Center WI Gorontalo
Pemateri : Ust. Muh. Ikhwan Jalil, Lc


Tujuan pernikahan :
1. Menyalurkan hajat biologis
2. Mengikuti sunnah rasulullah
3. Memperoleh keturunan
4. Ketenangan dan kebahagiaan
    Sakinah : tenang/tempat tinggal

Peran dan Misi Keluarga
1. Pilar dakwah
2. Pabrik generasi rabbani
3. Qudwah (teladan) buat keluarga yg lain

Langkah-langkah nyata menuju walimah
1. Motivasi dan niat menikah
2. Hukum pernikahan (sesuaikan kondisi)
    Sunnah menjadi wajib
    Menjadi haram karna 
    - tidak menafkahi
3. 
Bekal
1. 
2. Bekal psikologi
3. Bekal fisik
4. Bekal funansial
5. 

Hak dan kewajiban suami dan istri
1. Suami wajib memberikan nafkah
     - makanan
     - menyiapkan pakaian yg layak
     - menyiapkan tempat tinggal
     - mendidik istri
     - melindungi istri
     - mendidik anak-anak
2. Tanggungjawab seorang istri
     - melayani suami diatas ranjang
     - mengatur rumah tangga
3. Kewajiban saling menasehati


Materi : Fiqih Nikah
Fiqih = paham
Jadi fikih nikah adalah pemahaman yg benar tentang pernikahan

Hikmah dan tujuan nikah
- Untuk meneruskan keturunan

Rukun akad nikah
Akad : ikatan/transaksi
1. Ijab qobul
2. Wali nikah
3.  Mempelai
4. Dua orang saksi


Materi : kriteria memilih pasangan
Sebelum memilih kriteria, pantaskan dulu diri sendiri.
1. Agama
2. Subur dan produktif
4. Gadis/perawan

Read more →

2 Nov 2019

Beriman Kepada Allah

,

Kajian Rutin Kamis Malam
Masjid Al-Faruq Islamic Center
Ustadz Khalid Walid, Lc
Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'a
-------------------------------------------------------------------


Beriman kepada Allah itu mencakup 4 perkara :
1. Beriman akan adanya Allah
Bahwa Allah benar-benar ada.
- Beriman akan wujudnya Allah
- Beriman terhadap rububiyahnya Allah
Beriman atas keesaan Allah atau yg menciptakan kita
- Beriman terhadap uluhiyahnya Allah Beriman kepada Allah dalam hal ibadah apabila beribadah kepada selain Allah maka itu termasuk syirik
Menduakan Allah dalam niat adalah termasuk syirik
Riya itu termasuk syirik kecil
- Beriman terhadap nama-nama dan sifat-sifatnya yg mulia
Beristiwa : tinggi dan terangkat
Allah itu beristiwa di atas arsy
Tidak ada manusia yg menyamai Allah dalam hal fisik dan sifat
QS. Maryam : 65

Read more →

31 Okt 2019

Dosa Zina

,
Ustadz Yusuf Lauma, Lc
Masjid Darussalihin
Mukhson : pelaku zina yg sudah menikah
Untuk membuktikan perbuatan zina harus dengan 4 orang saksi yg melihat secara langsung dan jelas jelas melihat perbuatan tersebut.
Pada zaman Nabi tdk seorangpun yg dirajam karena perbuatan zina.
Hadist: seorang datang kepada nabi, dia mngatakan bahwa dia telah berzina namun nabi seolah tdk peduli atau seolah olah tdk dengar, sampai 4 kali dia mengulangi untuk memberi tahu Nabi, kemudian Nabi mengatakan apakah kau sdah gila ? Apakah engkau sdah menikah ? Kemudian dia menjawab.
Zina melakukan perbuatan yg hina.
Orang yg fasik tidaklah kafir.

Read more →

30 Okt 2019

Keutamaan Sholat

,

Kajian Rutin
Kitab Fadhoil - Keutamaan-keutamaan Sholat
Oleh : Ustadz Khalid Walid, Lc


Allah berhak bersumpah dengan apa saja yg Dia kehendaki, dan apa yg Dia gunakan untuk bersumpah maka sungguh mulia sesuatu tersebut.
Orang yg membaca Al-Quran pada 10 hari bulan Zulhidjah maka pahalanya melebihi jihad fii sabilillah.
Membaguskan wudhu adalah berwudhu sesuai cara wudhunya Rasulullah.
Maksud dari Allah bershalawat kepada kita stelah kita bershalawat kepada nabi adalah Allah memuji nama kita didepan malaikat.

Read more →
Diberdayakan oleh Blogger.